Minggu, 29 Maret 2015

Cloud Computing

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Seperti yang sudah saya katakan pada postingan saya sebelumnya, kali ini saya akan membahas lebih detail tentang Cloud Computing. "Lebih detail" disini bukan dalam artian sampai ke akar-akar pembahasannya, "lebih detail" disini maksudnya lebih rinci jika dibandingkan dengan postingan saya sebelumnya.

Langsung saja ke topik utamanya, yaitu Cloud Computing. Cloud Computing beberapa waktu belakangan ini terngiang-ngiang di telinga para penggiat teknologi (entah itu para orang yang hanya menikmati perkembangan teknologi atau para developer). Cloud Computing atau dalam bahasa Indonesianya adalah Komputasi Awan.

Sebenarnya apa sih Cloud Computing itu? Awalnya saya pun bingung, sampai waktu ketika saya mengikuti seminar COMFEST akhir tahun lalu yang diadakan di UI dan menghadirkan salah satu penyedia jasa Cloud Computing (berbayar) dan dari situ rasa keingintahuan saya semakin bertambah. Nah kebetulan pada mata kuliah ini membahas tentang Cloud Computing.

Cloud Computing terdiri dari 2 kata, yaitu Cloud dan Computing. Cloud jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti awan, sedangkan Computing yang berasal dari kata Compute jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti perhitungan. Jika kedua kata tersebut digabungkan maka, Cloud Computing merupakan komputasi atau perhitungan yang dilakukan di awan. Awan yang dimaksud disini adalah jaringan internet.



Sejarah Cloud Computing
Pada tahun 1960-an ada seorang tokoh yang bernama John Mc Carthy, seorang pakar komputasi Massachussetts Institute of Technology (MIT), menyampaikan visi bahwa “suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastuktur public seperti listrik dan telepon”. Pada tahun 1995, pendiri Oracle, Larry Ellison memunculkan ide “Network Computing” sebagai kampanye untuk menggugat dominasi Microsoft yang saat itu merajai Desktop Computing dengan Windows 95. Ide “Network Computing” sempat menghangat dengan munculnya beberapa pabrikan seperti Sun Microsystem dan Novell Netware yang menawarkan Network Computing client sebagai pengganti desktop.

Pada awal tahun 2000 popularitas Cloud Computing semakin terkenal, seiring dengan berkembangnya teknologi internet dan semakin banyaknya teknik untuk mengembangkan perangkat lunak terutama berbasis web. Hingga pada tahun 2005 mulai muncul nama-nama besar seperti Amazon.com meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google meluncurkan Google AppEngine, IBM meluncurkan Blue Cloud Intiative dan masih banyak yang lainnya. Bahkan Dell pernah mencoma untuk mematenkan istilah Cloud Computing, namun ditolak oleh otoritas paten Amerika.

Tidak hanya di luar negeri, perusahaan dalam negeri pun ikut serta meramaikan bisnis di bidang Cloud Computing. PT. Telkom menawarkan dua layanan aplikasi berbasis Software as a Service. Sigma Cipta Caraka (anak usaha Telkom) menawarkan layanan aplikasi core banking. Kemudian bekerjasama dengan IBM Indonesia dan mitra bisnisnya, PT. Codephile, Telkom menawarkan layanan e-Office on Demand untuk kebutuhan korespondensi di dalam suatu perusahaan atau organisasi.


Syarat Cloud Computing

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi layanan internet untuk dapat dikategorikan sebagai Cloud Computing, diantaranya:
1. Layanan bersifat On Demand, pengguna hanya membayar apa yang digunakannya saja. Misal layanan menyediakan 15 fitur, pengguna dapat berlangganan 7 fitur saja dan hanya membayar untuk 7 fitur tersebut.
2. Layanan sepenuhnya dikelola oleh provider. Pengguna hanya membutuhkan PC atau notebook dan juga koneksi internet.
3. Layanan bersifat elastic atau scalable, pengguna dapat menambah atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang diinginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi terhadap perubahan tersebut.


Dari sisi jenis layanan, Cloud Computing terbagi menjadi 3 jenis layanan, diantaranya:
1. Software as a Service (SaaS)
Software dijadikan sebagai sebuah layanan adalah aplikasi yang diakses melalui internet yang diinstal pada PC lokal atau pusat data lokal. Contohnya dapat kita jumpai ketika kita sedang memroses data dengan Google Docs, contoh lain dapat kita jumpai ketika kita sedang membuat sketsa atau mengedit gambar dengan deviantart muro, dan masih banyak lagi contoh lainnya.


2. Platform as a Service (PaaS)
Platform adalah lingkungan software yang digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan aplikasi. Contohnya aplikasi-aplikasi pada Microsoft Office yang berjalan pada platform Microsoft Windows.


3. Infrasturcture as a Service (IaaS)
Infrastuktur sebagai sebuah layanan adalah provider Cloud menyediakan infrastuktur online yang memungkinkan pelanggan untuk menyimpan data, mengembangkan dan menjalankan aplikasi sesuai dengan yang mereka harapkan. Pengguna IaaS mungkin dapat menyewa sumber daya seperti: Ruang Server, peralatan jaringan, memori, CPU dan Storage. Contohnya aplikasi-aplikasi pada Microsoft Office yang berjalan pada platform Microsoft Windows, dan Microsoft Windows berjalan pada infrastuktur dari IBM PC yang kompatibel.


Selain dari sisi jenis layanan, ada pula pembagian Cloud Computing berdasarkan jangkauan layanannya. Berdasarkan jangkauan layanan terbagi menjadi 3, diantaranya: Public Cloud, Private Cloud dan Hybrid Cloud.


Kelebihan Cloud Computing
  1. Tidak dibutuhkan komputer dengan kemampuan cannggih untuk menjalankan web berbasis aplikasi cloud computing, hal ini karena aplikasi berjalan tidak di PC melainkan berjalan di awan (jaringan internet).
  2. Komputer lebih cepat pada saat booting dan processing, hal ini karena PC memiliki program yang lebih sedikit untuk proses load ke memori.
  3. Dalam perusahaan besar, dengan Cloud biaya dapat lebih rendah, hal ini karena perusahaan tidak perlu membeli komputer dengan spesfikasi yang tinggi untuk mengolah dan menyimpan data.
  4. Mengurangi biaya hardware dan perawatan software.
  5. Tidak perlu membeli perangkat lunak terpisah untuk setiap PC dalam perusahaan.
  6. Pengguna tidak perlu repot-repot membayar atau mendownload upgrade aplikasi yang digunakan, hal ini karena setiap kali login ke Cloud aplikasi akan mengupdate secara otomatis.
  7. Dapat melakukan tugas yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kemampuan PC sebelumnya.
  8. Kapasitas penyimpanan yang hampir tidak terbatas.
  9. Data yang disimpan akan tetap berada di cloud. Server akan selalu membackup sehingga data tetap aman meski terjadi crash pada PC.
  10. Dapat menghubungkan komputer Windows ke Cloud dan berbagi dokumen dengan komputer yang sedang menjalankan sistem operasi Mac atau Linux.
  11. Dokumen yang dibuat oleh aplikasi berbasis web dapat diakses oleh pengguna lain meskipun tidak memiliki aplikasi yang sama.
  12. Siapa pun dan dimana pun dapat berkerjasama dalam waktu yang sama. Tidak tergantung pada kantor tunggal dan memungkinkan proyek kelompok di lokasi yang berjauhan.
  13. Dapat diakses dimana saja kita butuhkan. Kita hanya butuh laptop dan koneksi internet.
  14. Cloud selalu menampilkan dokumen versi terbaru yang kita buat.
  15. Tidak terganggu oleh keterbatasan suatu PC atau jaringan. Dokumen dan program yang kita buat adalah sama, tidak menghiraukan PC apa yang digunakan.



Kekurangan Cloud Computing
  1. Cloud tidak dapat dilakukan jika kita tidak terhubung ke internet.
  2. Aplikasi berbasis web membutuhkan bandwith yang besar. Untuk layanan dial-up, cloud computing tidak optimal ketika digunakan.
  3. Jika jaringan internet sedang lambat ketika kita sedang mengakses dokumen, maka kita tidak akan dapat akses instan seperti biasa dengan aplikasi desktop.
  4. Aplikasi cloud yang berbasis web fiturnya tidak selengkap aplikasi desktop.
  5. Karena semua data ada di cloud. Sudah seberapa aman kan data kita? Mungkinkah data rahasia kita diakses oleh pihak yang tidak berhak?
  6. Ketika kita sedang off meskipun data tidak akan hilang tetapi kita tidak memiliki cadangan fisik.


Dapat disimpulkan bahwa Cloud Computing adalah layanan teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan atau diakses kapan pun dan dimana pun oleh penggunanya dengan syarat utama PC (dengan spesifikasi minimal) terhubung jaringan internet.




Saat ini banyak perusahaan penyedia jasa cloud computing, baik yang gratis ataupun berbayar. Untuk yang gratis contohnya google dengan layanan online storagenya, word processingnya, dan fitur-fitur yang lainnya. Untuk yang gratis biasanya dibatasi maksimum penyimpanan datanya. Dan untuk menambahkan kuota penyimpanan datanya biasanya pengguna akan ditawarkan untuk menggunakan layanan yang berbayar. Jumlah kuota penyimpanan data biasanya ada rangenya tersendiri untuk setiap harga yang ditawarkan.


Implementasi Cloud Computing di Bidang Pendidikan
Teknologi cloud computing kini sudah banyak diimplementasikan di berbagai bidang, salah satunya adalah di bidang pendidikan. Kalau kita simak dengan seksama di Indonesia terdapat 3 kendala besar di bidang pendidikan:
  1. Jumlah kursi yang tersedia atau daya tampung sekolah baik dari SD sampai perguruan tinggi adalah sangat jauh dari kebutuhan yang ada.
  2. Kemampuan ekonomi yang sangat lemah karena masih banyak keluarga yang hidup berkekurangan sehingga tidak mampu menyekolahkan anak anak mereka di sekolah yang bermutu.
  3. Kekurangan tenaga guru yang berkwalitas.
Dengan adanya cloud computing berbagai masalah ini dapat teratasi tentunya dengan peran aktif dari peserta yang ingin mendapatkan ilmu pengetahuan tanpa harus datang ke kelas tetapi bisa secara remote lewat internet. Dengan sistem yang seperti itu maka peserta dalam satu kelasnya tidak dibatasi seperti  pendidikan pada umumnya yang membutuhkan ruang kelas. Dengan demikian maka kendala nomor 1 telah teratasi.

Kendala nomor 2 pun demikian halnya seperti nomor 1, dengan adanya cloud computing di bidang pendidikan maka peserta hanya membutuhkan internet. Sekarang di berbagai kantor desa khususnya Indonesia sudah disediakan layanan internet gratis untuk para warganya. Jadi untuk mereka-mereka yang terkendala biaya untuk memperoleh pendidikan dapat fasilitas tersebut. Terlebih lagi biasanya materi pembelajaran sudah dikemas dalam bentuk ebook yang dapat diperoleh secara gratis. Contoh nyatanya adalah Universitas Gunadarma dengan layanan OpenCourseWare (OCW)-nya yang dapat diakses secara gratis.

Dengan adanya cloud computing memungkinkan pengajar untuk memberikan materinya dari jarak jauh tanpa harus hadir di kelas. Selain itu kita juga bisa mengkuti open course yang sering diadakan oleh perusahaan besar di dunia sehingga kita dapat memperoleh pengetahuan langsung dari tenaga pengajar yang benar-benar berbobot di bidanganya. Contoh nyatanya adalah event google I/O yang diadakan di Universitas Gunadarma beberapa waktu yang lalu dimana peserta mendapatkan pelajaran langsung dari pakar dunia IT.


Arsitektur atau Diagram Konseptual dari Cloud Computing
 

Gambar di atas mengilustrasikan arsitektur atau diagram konseptual dari cloud computing itu sendiri. Pada arsitektur cloud computing terdapat 2 komponen terpenting, yaitu front end dan back end. Dimana front end adalah bagian atau sisi yang dilihat oleh pengguna, termasuk di dalamnya adalah jaringan pengguna dan aplikasi yang digunakan, misalnya browser web. Sedangkan back end adalah komponen dari cloud computing itu sendiri yang terdiri dari server, komputer, dan perangkat penyimpanan data yang hanya dapat diakses oleh admin dari penyedia jasa cloud computing.

Jika kita lihat pada gambar di atas terdapat Ponsel, laptop, dll (yang terdapat pada bagian luar) itu merupakan front end atau perangkat user yang dapat digunakan untuk mengakses cloud, sedangkan bagian yang terdapat di dalam awan (*anggap saja itu bentuk awan) merupakan back end dari cloud computing yang terdiri dari aplikasi, platform dan infrastruktur yang masing-masing memiliki komponen lagi di dalamnya.

Seperti yang kita ketahui dalam penggunaan komputer terdapat 3 elemen penting yang tidak dapat dipisahkan, yaitu hardware, software dan brainware. Hardware berguna sebagai media untuk software berjalan, sedangkan software sendiri digunakan untuk menjembatani komunikasi antara brainware dengan hardware, dan brainware itu sendiri adalah pengguna (baik dari sisi front end ataupun back end) yang bertugas untuk memberikan instruksi kepada hardware melalui software.

Nah, bagaimana kawan? Apakah kawan sudah lebih mengerti tentang Cloud computing dan implementasinya di dunia pendidikan, serta arsitektur Cloud computing? Semoga coretan saya ini cukup memperjelas rasa keingintahuan kawan dan menambah pengetahuan kawan tentang judul yang saya tuliskan.